Minggu, 31 Mei 2009

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

I. Pendahuluan
Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi dan masyarakat.
Sekolah sebagai tempat mencetak sumber daya manusia berkualitas perlu menyediakan sarana prasarana dan materi pembelajaran yang mendukung peningkatan kemampuan siswa agar nantinya tangguh dalam era globalisasi, terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK memiliki kapasitas dan kepecayaan diri untuk menggunakan dan mengembangkan berbagai teknologi infomasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari.
Visi mata pelajaran TIK adalah agar siswa dapat mengunakan perangkat TIK secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru.
Pada era TIK seperti sekarang ini, paradigma pembelajaran bergeser dari pembelajaran tradisonal menuju pembelajaran berbasis pekembangan teknologi. Namun dalam pengimplementasian TIK di sekolah menengah atas (SMA), masih banyak mengalami kendala terutama masalah sarana dan prasarana, silabus, SDM dan biaya pemeliharaan. Oleh karena itu, perlu kiranya dibahas bagaimana implementasi mata pelajaran TIK di SMA, dengan mengambil contoh di SMA Kusuma Bangsa Palembang yang merupakan sekolah rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)

II. Pembahasan
Dari hasil observasi melalui observasi dan wawancara langsung dengan nara sumber (tenaga pengajar) di SMA Kusuma bangsa Palembang didapat data sebagai berikut pada tabel di bawah ini:


1.Jumlah laboratorium komputer: 1
2.Jumlah komputer: 34 unit
3.Internet dan hot spot: 24 jam
4.Jumlah rombongan belajar: 13 kelas (@kurang lebih 30 siswa)
5.Jumlah jam pelajaran: 26 jp (@2jp)
6.Jumlah guru: 3 orang
7.Pendidikan guru: S1 komputer, D3 komputer
8.Silabus dan RPP: Dibuat sendiri
9.Hasil karya siswa: Tugas proyek
10.Kriteria ketuntasan minimal: kelas X (60 dan 65), XI (68 dan 70), XII (70 dan 72)
Berdasarkan data di atas dapat dilakukan analisis dikelompokkan dalam 4 bagian, yaitu sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan pembelajaran.
A. Sarana dan Prasarana
Sekolah ini dilihat dari data di atas sebenarnya termasuk sekolah yang telah memiliki sarana dan prasarana penunjang pembelajaran TIK yang baik. Jika dibandingkan antara jumlah komputer dengan jumlah siswa per kelas didapat angka perbandingan 1:1. hal ini sangat enunjang pembelajaran TIK yang efektif. Namun untuk jumlah laboratorium komputer mungkin perlu dilakukan penambahan, dikarenakan jumlah kelas yang cukup banyak sedangkan laboratorium hanya ada satu maka jadwal penggunaan lab sangatlah padat satu minggunya. Jika guru akan menggunakan lab misalnya untuk kegiatan pembinaan siswa olimpiade atau reteaching remedial harus dilakukan di luar jam pelajaran sekolah. Dari wawancara dengan guru, didapat sedikit hambatan yang mengganggu berkaitan dengan sarana dan prasarana, yaitu sering ditemukannya virus komputer. Disini maintenance/pemeliharaannya perlu ditingkatkan dan dijadwalkan secara rutin pengecekkan dan pembersihan virus yang ada di setiap komputer lab misal 1 bulan sekali.
B. Guru
Jumlah guru TIK yang ada di sekolah ini dirasakan sudah mencukupi dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelaaran yang diampunya. Hanya mungkin untuk guru yang masih berpendidikan D3 perlu diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tingkat S1 sebagai syarat kompetensi tenaga pengajar SMA. Menurut informasi dari guru yang ada, mereka jarang mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan mata ajar mereka. Hal ini dikarenakan sekolah menganggap pelatihan yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan SDMnya yang mampu dan sudah menguasai materi secara mandiri. Namun demikian, pelatihan untuk pengembangan kemampuan guru TIK sangatlah perlu, karena pekembangan TIK sendiri yang begitu pesat. Maka sekolah perlu mengadakan pelatihan sendiri dengan materi yang disesuaikan untuk kebutuhan guru.
C. Kurikulum
Kurikulum mata pelajaran TIK SMA adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah ditetapkan BSNP. Kurikulum TIK yang digunakan di SMA Kusuma Bangsa Palembang disesuaikan dengan KTSP, namun dilakukan pengembangan. Jadi silabus mata pelajaran TIK dan perangkatnya di sekolah ini dibuat sendiri oleh guru. Jika dianalisa, pegembangan yang dilakukan karena menurut persepsi guru kurikulum TIK SMA tumpang tindih dengan kurikulum TIK SMP. Adanya pengulangan materi yang sudah didapat di SMP. Kemudian urutan standar kompetensi di KTSP dirasakan kurang sesuai, seperti materi presentasi dengan program powerpoint baru diajarkan di kelas XII, padahal powerpoint sudah sangat diperlukan untuk mendukung presentasi pada mata pelajaran lain. Maka sebaiknya diajarkan pada kelas X semester 2 atau kelas XI semester 1. Selain itu, materi di KTSP lebih banyak ke arah teori, sedangkan hakikat pelajaran TIK adalah praktik. Oleh karena itu, di sekolah ini, materi ajarnya diarahkan lebih banyak pada praktiknya atau ke ranah psikomotor. Menurut guru, standar kompetensi tentang internet memuat kompetensi dasar yang kurang memberikan pola pikir kreatif, karena KD hanya berisi materi umum dan pengenalan. Padahal untuk siswa SMA internet bukanlah hal yang baru lagi, maka perlu dikembangkan materi tentang internet yang lebih aplikatif misalnya pembuatan web sesuai dengan tingkat kompetensi siswa dan sarana prasarana yang ada di sekolah. Ada pun materi yang ditambahkan antara lain adalah flash, visual basic, photoshop, program akutansi dan fox pro. Untuk materi TIK yang diberikan sebagai ekstrakurikuler klub komputer adalah program pascal dan visual basic guna persiapan siswa olimpiade.
D. Pembelajaran
Proses pembelajaran TIK di SMA Kusuma Bangsa 80% adalah praktik dan sisanya ceramah. Sumber belajar yang digunakan adalah buku, modul dan internet. Dengan lebih banyak menggunakan metode penampilan/praktik mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dalam pembelajaran diberikan penugasan berupa tugas proyek yang dikumpulkan setiap akhir semester. Hasil karya siswa yang baik disimpan oleh guru atau dibagikan dengan guru mata pelajaran lain yang berhubungan. Evaluasi yang dilakukan berupa ulangan harian dan ulangan akhir semester. Dari melihat daftar analisis ulangan harian rata-rata jumlah siswa yang ikut remedial sekitar 10 orang per kelas. Untuk kelas unggulan paling hanya ditemui satu atau dua orang yang remedial.

III. Penutup
Implementasi mata pelajaran TIK di SMA Kusuma Bangsa Palembang menurut penulis sudah berjalan dengan baik. Dimana semua faktor pendukung keberhasilan implementasi mata pelajaran TIK sudah dimiliki sekolah ini baik dari sarana prasarana, guru, kurikulum dan proses pembelajarannya. Semua yang sudah dimiliki tidaklah ada artinya jika tidak ada proses pemeliharaan dan pengembangan. Hal inilah yang perlu dijadikan masukkan buat sekolah ini demi kemajuan yang lebih baik lagi. Seperti pengecekkan komputer yang terjadwal, pelatihan dan pengembangan guru, hasil karya siswa disimpan dengan baik dan diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, dan melakukan revisi silabus/rpp sesuai keperluan. Sehingga dengan demikian visi dan tujuan pembelajaran TIK dapat tercapai. Demikian pula sekolah, mampu mencetak sumber daya manusia yang kompeten dan bisa menghadapi tantangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi saat ini.
Akhirnya semoga bahasan ini dapat menambah wawasan kita terhadap ilmu pendidikan dan masukan bagi semua pihak yang berkaitan dengan pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi.